Perlahan namun pasti, pernyataan Angie yang menyatakan baru memiliki Blackberry (BB) sejak akhir 2010, terbantahkan. Sesditjen Dikti Harris menegaskan bertukar PIN BB dengan politisi Demokrat itu sejak Maret 2010.
Kala itu ia diundang Angie untuk makan siang di Restoran Foordism Mall FX. "Itu, sekitar 17 Maret 2010," kata Haris. Angie tak hanya punya satu PIN. "Angelina ada dua PIN," bebernya.
Selain bertukar PIN dengan Angie, Harris melakukan hal sama dengan Mindo Rosalina Manulang (Rosa), manajer Marketing Grup Permai. Haris membenarkan jika PIN BB yang digunakan Angie sama dengan yang digunakan Anggie ke Rosa.
Angie punya dua PIN, yakni 20E342D9 dan 290106FF. Haris mengungkapkan, dalam komunikasinya via BBM, janda mendiang Adjie Massaid itu minta kepadanya agar mengarahkan mana universitas yang menerima dana bantuan dari Kemendiknas melalui Dikti.
Dugaan keterlibatan pejabat Dikti Kemendiknas pun benderang dalam dugaan suap pembahasan anggaran proyek Kemendiknas. Sebelumnya, ia mengaku mendapat pesan penting dari atasannya apabila berurusan dengan DPR. Pesan dari Dirjen Dikti, apabila bertemu pihak DPR, tak diperkenankan sendirian.
Selain itu, sesuai intruksi Dirjen, pertemuan hanya boleh di gedung DPR atau di kantor Ditjen Dikti. "Pesan Pak Dirjen, kalau berurusan dengan DPR tak boleh sendiri. Kedua, kalau mengadakan pertemuan hanya di DPR atau di Gedung Dirjen Dikti," beber Haris.
Namun, pada kesempatan sama, terungkap ada pertemuan pihak Dikti dan anggota DPR di luar dua tempat tersebut. Haris akhirnya mengakui hal itu saat dicecar Hakim Anggota Hendra Yospin Alwi.
Haris mengatakan, ada pertemuan dirinya di Restoran Foodism di Plaza FX, 17 Maret 2010. Di restoran itulah ia dikenalkan dengan M Nazaruddin dan Rosa. Kendati demikian, ia mengklaim hanya Angie yang tahu alasan pertemuan itu.
Setelah pertemuan itu, Haris mengakui Rosa beberapakali berusaha menghubunginya untuk bertemu, menanyakan proyek rumah sakit universitas. "Tapi, pertemuan itu tak pernah terjadi lantaran saya sibuk," jelasnya.
Saksi lainnya dihadirkan di persidangan, Dadang Sudiyarto, Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dadang memberikan keterangan tentang praktik titip menitip proyek yang dilakukan anggota parlemen.
artikel/berita lainnya:
Berita
- Inpirasi : 7 blogger wanita cantik
- Isu Hamil 3 bulan di penjara, Angelina Menangis
- Polri Resmi Hentikan Kasus Simulator SIM
- AS-Iran Dilaporkan Raih Kesepakatan, Gedung Putih Membantah
- Kelola Hutan Jangan Abaikan Suku Terasing
- Fotografer Mengabadikan Lanskap "Negeri Ajaib"
- FB Scam: Jangan Klik Tautan dengan Iming-Iming Video Seks Miley Cyrus
- SBY 5 Jam Jalan Darat Demi Yubileum 100 Tahun Gereja Katolik
- PAN: Kompetensi Hatta Rajasa sebagai Capres Paling Lengkap
- Bursa Global Tertekan Saham Teknologi, Asia Ikut Merosot
- Satu Lagi Lembaga Rating Naikkan Peringkat Indonesia
- Penjelasan Andi Mallarangeng Sudah Jelas
- 2 Polisi Poso Tewas, Revolver Belum Ditemukan
- Mertua Limbad: Tudingan Susi Soal Zina Tidak Benar
- Blog Porno Mahasiswa Malaysia Hebohkan Jiran
- Israel Batasi Asupan Kalori Warga Palestina di Gaza
- Kekerasan TNI AU terhadap Wartawan Memalukan
- Terpidana Kasus Pembunuhan Juara Olimpiade Matematika Tewas
- Survei: Bertambah, Warga China yang Nilai Negatif Hubungan RRC - AS
- MA Harus Sanksi Tegas Hakim Nakal
- Kadin: 2025, RI Jadi Negara Industri Tangguh
- Saran Muhammadiyah untuk Partai Islam
Artis
indonesia
- Inpirasi : 7 blogger wanita cantik
- Isu Hamil 3 bulan di penjara, Angelina Menangis
- Polri Resmi Hentikan Kasus Simulator SIM
- Kelola Hutan Jangan Abaikan Suku Terasing
- SBY 5 Jam Jalan Darat Demi Yubileum 100 Tahun Gereja Katolik
- PAN: Kompetensi Hatta Rajasa sebagai Capres Paling Lengkap
- Satu Lagi Lembaga Rating Naikkan Peringkat Indonesia
- Penjelasan Andi Mallarangeng Sudah Jelas
- 2 Polisi Poso Tewas, Revolver Belum Ditemukan
- Mertua Limbad: Tudingan Susi Soal Zina Tidak Benar
- Kekerasan TNI AU terhadap Wartawan Memalukan
- Terpidana Kasus Pembunuhan Juara Olimpiade Matematika Tewas
- MA Harus Sanksi Tegas Hakim Nakal
- Kadin: 2025, RI Jadi Negara Industri Tangguh
- Saran Muhammadiyah untuk Partai Islam
Post a Comment