Siapa kira ban yang merajai dunia drifting itu bikinan asli Indonesia
Siapa kira ban Achilles yang kini merajai dunia drifting itu bikinan asli Indonesia? Yang lebih mengherankan lagi, ban ini dibangun dari pabrik yang mangkrak akibat terpaan krisis 1998.
Adalah
Pieter Tanuri, pemain pasar modal yang bengubah haluan bisnisnya
membangun pabrik yang sudah jadi semak belukar di Cikarang, Bekasi. Saat
itu, Pirelli menghentikan produksi dan memutuskan menjual pabrik itu.
Pieter diminta bantuan
temannya melakukan valuasi pabrik ban asli Italia itu. Namun, temannya
ini tak jadi mengambil alih. Akhirnya Pieter lah yang membangun kembali
pabrik itu.
"Saat itu, kondisinya sangat memprihatinkan, dari 39 mesin hanya 15 yang bisa beroperasi," katanya. Tak cuma itu, dia juga harus membangun merek baru dan tak boleh menggunakan nama Pirelli lagi.
Lalu, ia membangun ban dengan merek Achilles yang menyasar anak muda. Dia sadar, sebagai pendatang baru di dunia industri ban itu tak mudah. Ban produksinya harus lebih berkualitas dan tentunya lebih murah. "Itu saja tidak cukup menggoyang merek yang lebih mapan, kalau tidak ada keunikan," katanya.
Di tengah jalan, ia terinspirasi Samsung yang berusaha melawan pabrikan elektronik Jepang yang jelas lebih mapan. Dia menaikkan kualitas dan menurunkan harga. Tak cuma itu, ia juga fokus pada produk-produk anak muda. Hasilnya, tak lama setelah itu, Samsung bisa mengalahkan merek-merek Jepang.
"Kami ingin seperti itu," katanya kepada VIVAnews di kantornya, Jalan Panjang, Jakarta.
Karena itu, Pieter mengaku menyeting produknya fokus pada anak muda. Lalu, dia membuat studi mengenai kesukaan anak muda. "Kami survei, ternyata drifting menjadi salah satu andalan. Ini karena tak membutuhkan biaya banyak, tempatnya pun tak perlu sirkuit, cukup parkiran," katanya.
"Saat itu, kondisinya sangat memprihatinkan, dari 39 mesin hanya 15 yang bisa beroperasi," katanya. Tak cuma itu, dia juga harus membangun merek baru dan tak boleh menggunakan nama Pirelli lagi.
Lalu, ia membangun ban dengan merek Achilles yang menyasar anak muda. Dia sadar, sebagai pendatang baru di dunia industri ban itu tak mudah. Ban produksinya harus lebih berkualitas dan tentunya lebih murah. "Itu saja tidak cukup menggoyang merek yang lebih mapan, kalau tidak ada keunikan," katanya.
Di tengah jalan, ia terinspirasi Samsung yang berusaha melawan pabrikan elektronik Jepang yang jelas lebih mapan. Dia menaikkan kualitas dan menurunkan harga. Tak cuma itu, ia juga fokus pada produk-produk anak muda. Hasilnya, tak lama setelah itu, Samsung bisa mengalahkan merek-merek Jepang.
"Kami ingin seperti itu," katanya kepada VIVAnews di kantornya, Jalan Panjang, Jakarta.
Karena itu, Pieter mengaku menyeting produknya fokus pada anak muda. Lalu, dia membuat studi mengenai kesukaan anak muda. "Kami survei, ternyata drifting menjadi salah satu andalan. Ini karena tak membutuhkan biaya banyak, tempatnya pun tak perlu sirkuit, cukup parkiran," katanya.
Post a Comment